Jumat, Juli 11, 2008

Challenger Brand

Kaki saya terpijak di Pantai Akkarena Makassar akhir pekan lalu. Tempat wisata keluarga yang padat dikunjungi di kota Anging Mammiri itu bersebelahan tepat di sisi barat Pantai Losari.

Akkarena dan Losari, keduanya selalu ramai dikunjungi. Meski sebenarnya beda nama tetapi sumber kekayaan alam (laut dan pantai)-nya satu kesatuan.

Losari dikenal dengan keindahan sunset (matahari terbenam) sementara Akkarena dengan wisata pantai keluarga. Losari makin kinclong ditangani Pemda dan Akkarena terus berkibar dipoles swasta.

Losari yang sudah melegenda sejak puluhan tahun dibayang-bayangi Akkarena yang baru saja diperkenalkan sekitar tujuh tahun lalu. Ibarat dagangan, kehadiran Akkarena adalah Challenger Brand (merek penantang) bagi Losari sang Master Brand (merek penguasa).

Jika sang Master Brand menawarkan garansi spare part setahun, seharusnya Challenger Brand menawarkan dua tahun plus asuransi. Kalau saja Master Brand menghadiahkan motor, selayaknya Challenger Brand menyajikan mobil. Begitu seterusnya.

Dalam segala aspek ekonomi, Challenger Brand bisa hadir setiap saat. Untuk itu, sang Master jangan lengah sedikit pun karena si Challenger selalu siap mengintai pasar. Serunya lagi, arena perseteruan Master vs Challenger selalu menarik ditonton karena keduanya menyajikan jurus-jurus cerdas.

Lihatlah bagaimana Yamaha melawan Honda, Esia menantang Flexi, Mie Sedaap menghadang Indomie, Bintangin menggerus Antangin, Frestea mendampingi Teh Sosro, dan banyak lagi.

Agar mudah menyelam di kedalaman persaingan, differensiasi yang kuat menjadi tuntutannya. Entah harga yang lebih murah, kemasan yang lebih menarik, insentif sales yang lebih besar, atau gaya komunikasi yang lebih cerdas.

Jika sekadar menantang dan tidak punya differensiasi, yakinlah hanya akan berbuah kegagalan. Dengan secuil saja perbedaan, maka penasaran pasar akan tercipta --minimal sekadar coba-coba mencicipi produk baru!

Kadang-kadang, publik tidak mau lagi tahu jika barang dagangan Challenger Brand bersumber dari lahan yang sama dengan merek sebelumnya: pabrik yang sama, bahan baku yang sama, atau karyawan yang sama pula. Dengan sedikit goresan di kemasan, publik akan melihat sesuatu yang baru. Yeah.... a small difference make a great success!

Seperti halnya Akkarena dan Losari. Bukankah berasal dari bahan baku (air laut) yang sama? Pabrik (pantai) yang sama? Lingkungan (hamparan alam) yang sama? Namun keduanya berhasil mengemas "merek" mereka dengan cara pandang yang "different". Lalu pasar pun ikut terbawa menikmati keduanya.***

Dimuat di Kendari Pos, 8 Juli 2008