Minggu, Agustus 02, 2009

Teruslah Berdansa!

Setelah 12 hari ditutup karena ledakan bom hotel Ritz Carlton dan JW Marriott Jakarta, akhirnya kedua hotel itu dioperasikan kembali pekan lalu (29/07). Pengamanan pun lebih diperketat dengan melibatkan anjing pelacak.

Untuk mengundang masyarakat kembali berkunjung ke kedua hotel itu, konon pengelola hotel merilis konsep yang lebih baru dan modern. Bisa berarti lebih humanis, lebih ramah, lebih mengerti Anda, atau apapun itu. Ini hanya persoalan baju!

Namun apapun konsepnya, setidaknya pembukaan kembali gerbang hotel dengan konsep baru diharapkan mendapat respon positif sekaligus menghilangkan traumatik di tengah masyarakat.

Garuda Indonesia dan Pos Indonesia juga sedang menjalankan konsep barunya. Dua pekan lalu (23/07), Garuda baru saja me-refresh logo yang telah digunakannya selama 25 tahun menjadi sebuah logo yang lebih bersahabat. Sebelumnya, logo Garuda menggunakan font italic (huruf miring) dan gradasi warna biru. Saat ini, sudah di-refresh dengan font lebih tegak dan dua warna biru di dasar logo lebih tegas.

Meski tidak tampak perubahan signifikan tetapi peremajaan logo ini diharapkan memberi nuansa baru di internal perusahaan. Terlebih, refreshment logo dilakukan bersamaan peresmian kantor baru dan pesawat baru (Airbus A330-200 dan Boeing B-737-800NG) oleh presiden SBY di Jakarta.

Pos Indonesia meluncurkan program Ayo ke Kantor Pos, Juni lalu. Khawatir pasarnya tergerus, ia lalu menawarkan one stop shopping dengan merangkul sepuluh BUMN sekaligus, di antaranya Garuda Indonesia, Telkom, BTN, BNI, Taspen, Percetakan Negara, PDAM, Pelni, Kereta Api, dan Damri.

JW Marriott, Ritz Carlton, Garuda Indonesia, dan Pos Indonesia adalah deretan perusahaan jasa. Sadar dengan lingkungan yang selalu menuntut perubahan, mereka kemudian melakukan refreshment konsep. JW Marriott dan Ritz Carlton menyajikan lay out yang lebih ramah. Garuda Indonesia menghadirkan logo, kantor, dan pesawat baru. Pos Indonesia menawarkan ajakan Ayo ke Pos.

Pasar memang selalu berubah sehingga kita pun dituntut mengikuti irama gendang itu. Teruslah berdansa dan dengarkan denting gitar di panggung kompetisi. Jangan berdiri kaku bagai patung yang tanpa respon.

Lakukanlah dansa-dansa kecil agar selalu tampak dinamis. Boleh dengan lay out baru, kantor baru, logo baru, atau gaya senyum yang baru. Jika pun budget terbatas, sekadar “me-laundry pakaian” sesungguhnya sudah merupakan dansa-dansa kecil.***

Saran SMS: 0815 2400 4567 atau Blog: http://hilmineng.blogspot.com