Banyak orang menanti datangnya hari ini, yang serba sembilan. Tanggal sembilan, bulan sembilan, tahun dua ribu sembilan, disingkat 090909. Sejumlah perusahaan memanfaatkan “hari cantik” ini dengan agenda khusus. Hari ini di Makassar dijadwalkan peluncuran Trans Studio, tempat bermain terluas di Asia Tenggara. Di Kendari juga dijadwalkan pembukaan Hotel Horison. Sementara anggota DPR RI, Angelina Sondakh konon kabarnya menjadwalkan kelahiran putra pertamanya juga di hari ini.
Kemungkinan masih sederet lagi agenda lain yang sengaja dikait-kaitkan dengan hari istimewa, 090909. Termasuk hari perkawinan, khitanan, tunangan, atau lainnya. Dari kacamata pemasaran, hari istimewa seperti ini patut diperhatikan, bahkan dianjurkan melakukan sesuatu. Alasannya sederhana, bahwa hari istimewa sangat mudah diingat konsumen bahkan tanpa promosi besar-besaran sekalipun.
Ketika Limbad berdiri di atas tower setinggi 20 meter pada perayaan HUT RCTI ke-20 bulan lalu, ia hanya terpaku dalam diam selama 20 jam. Istri Limbad, Susi dan jutaan pemirsa televisi negeri ini ikut berdebar menyaksikan aksi spektakuler itu hingga akhirnya Limbad mampu melewati aksinya dengan lancar.
Pekan lalu (02/09), berita menghebohkan datang dari negeri jiran. Alain Robert, warga Perancis yang biasa dijuluki manusia Spiderman berhasil memanjat gedung pencakar langit menara kembar Petronas tanpa alat pengaman. Menara setinggi 452 meter dengan 88 lantai itu menjadi salah satu menara tertinggi yang berhasil dipanjat Alain Robert tanpa alat pengaman selain menara Eiffel di Paris, Jembatan Golden Gate di San Fransisco, dan gedung Indosat di Jakarta.
Limbad menjadi orang pertama melakukan puasa sambil berdiri di atas tower selama 20 jam. Alain Robert juga menjadi orang pertama memanjat gedung-gedung tinggi tanpa alat pengaman. Keduanya berusaha selalu menjadi “yang pertama”.
Jack Trout dan Al Ries mencatat sederet anjuran agar bisa menggebrak pasar. Dalam 22 Laws of Marketing-nya, kedua pakar ini mencatatkan pasal pertama anjuran yang perlu diperhatikan adalah The Law of Leadership.
Bahwa untuk bisa menerobos perhatian publik, kita perlu menjadi leader di segmen itu. Kita tidak butuh menjadi yang terbaik. Kita butuh menjadi yang pertama. “It’s better to be first than it is to be better,” katanya.
Tanggal cantik 090909 adalah momentum. Kita perlu mengagendakan untuk membuat sesuatu yang baru di hari istimewa ini. Seperti pesan Trout dan Al Ries, kita butuh menjadi “yang pertama”, bukan “yang terbaik”.***
Saran SMS: 0815 2400 4567 atau Blog: http://hilmineng.blogspot.com
Dimuat di harian Kendari Pos (Jawa Pos Group), 9 September 2009
Rabu, September 09, 2009
Selasa, September 08, 2009
Jangan Lupakan "People"
Kalau ada ladang paling subur di sebuah industri, maka Ramadhan-lah pilihannya. Hampir semua produk yang dipasarkan laris manis di bulan ini. Pasar seakan lupa krisis ekonomi yang menghantam perekonomian dunia. Derasnya arus jual beli tertutupi oleh model yang lebih trendy dan harga yang lebih murah.
Penjualan terkerek naik bukan hanya pada kebutuhan pokok tetapi juga kebutuhan sekunder seperti handphone, TV, mobil, dan lainnya. Selama sebelas bulan, pedagang dapat merasakan sepinya transaksi namun ia akan merasakan manisnya selama sebulan penuh rahmat dan berkah ini.
Sebelas bulan adalah masa menanam dan sebulan adalah masa panen. Bukan hanya pahala yang berlipat ganda di bulan Ramadhan, tetapi keuntungan juga berlipat ganda bagi pelaku ekonomi.
Pada kondisi pasar yang sangat crowded seperti itu, hukum pasar kembali berlaku bahwa harga melambung akibat permintaan meningkat. Bahkan sebagian konsep pemasaran yang selama ini dijalankan nyaris tidak perlu dipikirkan lagi. Konsumen sendiri akan mencari barang.
Yang terjadi di luar Ramadhan kebanyakan bersifat push (mendorong). Produsen mendorong konsumen membeli produk dengan berbagai argumentasi. Sementara selama Ramadhan, tim pemasar cukup duduk di belakang meja menarik “mata” konsumen. Tiba-tiba menjadi magnet agar mata konsumen tertuju dari balik kerumunan.
Meski begitu, tim pemasar tidak boleh lengah karena masih ada masa-masa panjang setelah Ramadhan berlalu. Agar bisa tetap eksis, sebuah produk perlu dipikirkan secara berkepanjangan dan sustainable.
Rahasia umur panjang dapat dilihat dari implementasi Marketing Mix-nya, yang dalam buku-buku pemasaran selalu dijabarkan dengan konsep 4P (Product, Price, Place, Promotion). Ke-empat sisi P ini sebagai sisi silet yang sedapat mungkin diasah setiap waktu. Makin tajam pisau silet di setiap sisinya, makin kuat posisi kompetisi kita.
Setelah ke-empat sisi tersebut disiapkan secara matang, masih ada satu komponen penentu yang mutlak dipenuhi, yaitu People. Manusia di belakang setir akan menentukan arah kendaraan kita. Secantik apapun mobil mewah yang kita miliki, jika tidak didampingi driver berkualitas, maka kecantikan dan kecanggihannya tidak akan berumur panjang.
People adalah penyempurna Marketing Mix. Ramadhan adalah momentum pembentukan manusia sempurna agar konsep Marketing Mix-nya juga bisa berjalan dengan sempurna.***
Saran SMS: 0815 2400 4567 atau Blog: http://hilmineng.blogspot.com
Dimuat di Harian Kendari Pos (Jawa Pos Group), 1 September 2009
Penjualan terkerek naik bukan hanya pada kebutuhan pokok tetapi juga kebutuhan sekunder seperti handphone, TV, mobil, dan lainnya. Selama sebelas bulan, pedagang dapat merasakan sepinya transaksi namun ia akan merasakan manisnya selama sebulan penuh rahmat dan berkah ini.
Sebelas bulan adalah masa menanam dan sebulan adalah masa panen. Bukan hanya pahala yang berlipat ganda di bulan Ramadhan, tetapi keuntungan juga berlipat ganda bagi pelaku ekonomi.
Pada kondisi pasar yang sangat crowded seperti itu, hukum pasar kembali berlaku bahwa harga melambung akibat permintaan meningkat. Bahkan sebagian konsep pemasaran yang selama ini dijalankan nyaris tidak perlu dipikirkan lagi. Konsumen sendiri akan mencari barang.
Yang terjadi di luar Ramadhan kebanyakan bersifat push (mendorong). Produsen mendorong konsumen membeli produk dengan berbagai argumentasi. Sementara selama Ramadhan, tim pemasar cukup duduk di belakang meja menarik “mata” konsumen. Tiba-tiba menjadi magnet agar mata konsumen tertuju dari balik kerumunan.
Meski begitu, tim pemasar tidak boleh lengah karena masih ada masa-masa panjang setelah Ramadhan berlalu. Agar bisa tetap eksis, sebuah produk perlu dipikirkan secara berkepanjangan dan sustainable.
Rahasia umur panjang dapat dilihat dari implementasi Marketing Mix-nya, yang dalam buku-buku pemasaran selalu dijabarkan dengan konsep 4P (Product, Price, Place, Promotion). Ke-empat sisi P ini sebagai sisi silet yang sedapat mungkin diasah setiap waktu. Makin tajam pisau silet di setiap sisinya, makin kuat posisi kompetisi kita.
Setelah ke-empat sisi tersebut disiapkan secara matang, masih ada satu komponen penentu yang mutlak dipenuhi, yaitu People. Manusia di belakang setir akan menentukan arah kendaraan kita. Secantik apapun mobil mewah yang kita miliki, jika tidak didampingi driver berkualitas, maka kecantikan dan kecanggihannya tidak akan berumur panjang.
People adalah penyempurna Marketing Mix. Ramadhan adalah momentum pembentukan manusia sempurna agar konsep Marketing Mix-nya juga bisa berjalan dengan sempurna.***
Saran SMS: 0815 2400 4567 atau Blog: http://hilmineng.blogspot.com
Dimuat di Harian Kendari Pos (Jawa Pos Group), 1 September 2009
Langganan:
Postingan (Atom)