Minggu, Januari 18, 2009

Perbedaan Bukan Persamaan

Besok, 20 Januari 2009, dunia mencatat sejarah baru. Seorang keturunan Afrika berkulit hitam akan resmi memimpin negara adidaya, Amerika Serikat. Dialah Barrack Hussein Obama, presiden Amerika ke-44.

Lelaki yang pernah tinggal empat tahun di Menteng Jakarta itu, menarik perhatian publik. Parade pelantikan disiapkan sepanjang 11 kilometer di Pennsylvania Avenue, jalan panjang yang menghubungkan Gedung Putih dan Capitol Hill. Tema pelantikan yang diusungnya pun terdengar menarik: a new birth of freedom.

Diprediksi jutaan manusia membanjiri pelantikan itu karena juga dirangkaikan peringatan hari lahir ke-200 tahun mantan presiden Amerika, Abraham Lincoln. Alkitab milik Lincoln yang pernah digunakan saat dilantik sebagai presiden tahun 1861 lalu, juga akan digunakan Obama pada sumpah jabatannya. Alkitab bersampul bludru warna burgundi dan berpinggir sepuhan emas itu akan menjadi saksi pecahnya mitos golongan di Amerika.

Obama, lelaki keturunan Afrika kelahiran Hawaii itu tiba-tiba membuka mata dunia bahwa tidak ada yang mustahil terjadi di bawah matahari! Obama tidak pernah sepi dari ulasan. Ia menjadi buah bibir se-antero dunia yang dalam kasus pemasaran dikenal dengan istilah Word of Mouth (WoM).

Apa sesungguhnya yang dapat dilakukan untuk menjadi objek WoM? Salah satu di antaranya adalah “being different”. Menjadi pribadi yang berbeda selalu menstimulus keingintahuan publik. Kulit hitam, usia muda, keturunan Afrika, adalah bagian dari “being different”-nya Obama.

Sejenak, lihatlah pasangan selebriti yang berseteru. Makin “digoreng” perseteruannya di dunia entertaintment, makin laris karya-karyanya. Tengoklah sesekali angka penjualan karya mereka (CD, kaset, nada dering, kontrak iklan, kontrak MC, dll) selama periode terjadinya perseteruan. Larisnya karya-karya tersebut karena di-trigger rasa penasaran publik.

Saat kita naik kendaraan, perhatikan tikungan dan persimpangan jalan. Adakah iklan yang membuat Anda “kaget”? Jika ada, berarti produk itu sudah berhasil menjadi "being different" yang oleh karenanya menarik perhatian Anda. Bahkan mungkin saja setelahnya, Anda langsung membeli produk itu dan merekomendasikan pula ke tetangga dan teman kantor.

Sebuah bukti, efek "being different" berhasil menciptakan WoM secara sukarela. Seperti halnya Obama, Tukul Arwana, Cinta Laura, ataupun Ucok Baba. Mereka melejit ke permukaan bermodalkan “being different”.

Para caleg yang butuh popularitas publik, juga perlu mengusung konsep ini. Karena sesungguhnya, “perbedaan”-lah yang mendongkrak popularitas. Bukan “persamaan”.***

Saran SMS: 0815 2400 4567 atau Blog: http://hilmineng.blogspot.com/

Dimuat di Harian Kendari Pos (Jawa Pos Group), 19 Januari 2009