Berita mengejutkan datang dari Bone, Sulawesi Selatan. Sebuah ledakan besar terdengar di udara Pallette Kabupaten Bone pekan lalu (08/10). Saking kerasnya suara yang mengguncang itu, kaca-kaca jendela penduduk bergetar meski tidak terjadi gempa. Suaranya menggelegar hingga ke daerah tetangga seperti Kolaka, Sengkang, Sinjai, dan Soppeng.
Meski masih pro-kontra, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) mengklaim bahwa barang yang meledak itu bukan pesawat. Kuat dugaan meteor tunggal.
Keesokan harinya (09/10), terdengar lagi kabar terbaru perburuan teroris kelas wahid negeri ini. Syaifuddin Zuhri dan Syahrir adiknya, yang diyakini sebagai penerus Almarhum Noordin M. Top, dikabarkan tewas di tangan Datasemen 88 Antiteror pada sebuah penggerebekan rumah kos di Ciputat, Tangerang.
Kedua berita itu langsung menghentak adrenalin kita. Oplah koran dan rating TV juga langsung melejit. Bahkan yang jarang baca koran tiba-tiba cari koran dan yang doyan sinetron tiba-tiba pindah channel ke berita. Habit serta merta berubah!
Kondisi labil seperti ini menjadi saat yang tepat menitipkan pesan-pesan promosi ke target konsumen; saat yang tepat melepas tembakan ketika burung-burung menggelantung tanpa arah. Bad news is a good news….
Wajarlah ketika terjadi penggerebekan teroris dan disiarkan live di salah satu TV swasta, iklan-iklan berderet antri tampil di layar kaca. Stephen Tong, salah seorang pendeta pernah berpesan bahwa orang bodohlah yang menyia-nyiakan kesempatan. Orang biasa suka menanti kesempatan. Orang pintar cenderung mencari kesempatan. Orang bijaksana berani menciptakan kesempatan.
Izinkan saya melanjutkan... tim pemasar adalah mereka yang cerdas membaca kesempatan.
Tidak jarang kita saksikan, di tengah puncak konflik sebuah sinetron misalnya, sang artis muncul dengan mobil merek A. Sementara pemeran lain duduk menghisap rokok merek B sambil menyeruput kopi merek C.
Semakin cerdas tim pemasar membaca peluang di balik bad news, semakin mudah pesan-pesan promosi masuk ke target konsumen. Kesempatan yang tersaji di depan mata akan lebih optimal jika diselipkan di tengah-tengah bad news (kesempitan). Seperti kata pepatah Arab bahwa waktu itu bagai pedang. Jika kamu tidak mampu memenggalnya, maka ia memenggalmu.
Kesempatan selalu tersaji, bahkan dalam kesempitan sekalipun! Salah satu trik menyiasati kesempatan promosi adalah menyulap bad news menjadi sebuah good news.***
Saran SMS: 0815 2400 4567 atau Blog: http://hilmineng.blogspot.com
Senin, Oktober 12, 2009
Langganan:
Postingan (Atom)