Bandung Lautan Asmara (BLA) marak diperbincangkan beberapa tahun lalu. Kisah asmara sepasang kekasih di kota kembang itu melejitkan nama Bandung selama bertahun-tahun. Untuk suatu urusan, akhir pekan lalu saya menikmati sejuknya kota Bandung. Kota yang terus berbenah itu makin padat, khususnya setelah ia “bersalaman“ dengan Jakarta lewat Tol Cipularang di tahun 2005.
Meski kunjungan ke Bandung tidak ada hubungan dengan kewanitaan, selalu saja ada kawan mengingatkan: hati-hati gadis Bandung. Pesan yang sama juga ketika berkunjung ke Manado. Hallaaaakh....
Bukankah ini persepsi? Lihatlah bagaimana Makassar diidentikkan demonstrasi, Medan dengan kekerasan, Aceh dengan ketaatan reliji, Solo dengan sopan santun, Poso dan Ambon dengan SARA, dan banyak lagi.
Padahal ketika mengunjungi Bandung, ternyata tidak demikian. Penamaan memang tidak muncul serta merta tetapi merupakan buah dari suatu peristiwa besar. BLA yang sudah dilupakan warga Bandung sendiri terus saja me-minor-kan citra Bandung di mata publik karena menjadi cerita tak berkesudahan.
Dalam kasus pemasaran, hal seperti ini disebut efek WOM (Word of Mouth). WOM adalah cerita berkesinambungan dari satu orang ke orang lain bagai mata rantai tak terputus. WOM berpotensi menciptakan citra.
Sebuah produk yang dipasarkan dengan kekuatan WOM cenderung bertahan lebih lama di pasar karena kedigdayaan WOM sulit terkuburkan oleh kekuatan apapun dalam seketika. Mari kita alihkan sejenak perhatian ke sistem pemasaran MLM (Multi Level Marketing). Secara volume iklan, produk MLM nyaris tidak melakukannya ke pentas publik.
Namun dengan stimulan member secara menarik, produk MLM selalu saja laris di pasar. Intensitas WOM yang terus digulirkan dari member ke member, member ke publik, publik ke publik dan seterusnya menjadikan cerita berantai tanpa biaya ini mengokohkan status produk yang dipasarkan.
Suatu studi kasus memaparkan, 67% keberhasilan produk di pasar dikontribusi efek WOM. Makin banyak cas-cus tentang suatu produk, makin besar pula kemungkinan keberhasilan pasar. Begitu pula iklan: semakin tinggi frekuensi iklan, semakin tinggi pula efek WOM yang bisa terjadi.
WOM bisa berarti positif dan negatif. Jika WOM positif, maka penjualan akan meningkat. Namun jika negatif, citra makin buruk dan penjualan sulit dilakukan. Untuk melebarkan jalan konsumen untuk masuk bertransaksi di pasar, salah satu caranya adalah meretaskan “kalimat-kalimat indah” yang terbungkus rapih.
Silakan berkreasi membentuk WOM. Sekarang juga!***
Minggu, Juli 20, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Very good, sir,..!
No limit for creativity, I love it..!
sengkyu mengkyu, maan....
Everybody can do it
Posting Komentar