Minggu lalu kita melewati Hari Raya Kurban. Ribuan ekor kambing turut menyaksikan ketulusan hati ummat Islam dalam mengikhlaskan sebagian hartanya melalui daging kurban.
Kurban bukan hanya dilakukan secara pribadi. Sejumlah organisasi mulai skala kecil (toko kelontong, organisasi alumni, ikatan persaudaraan suku) hingga skala besar (parpol, perusahaan, lembaga negara) ikut berpartisipasi menunaikan kurban.
Sejumlah perusahaan juga telah menjadikan kurban sebagai salah satu agenda rutin. Perusahaan sadar bahwa ia dapat bertumbuh dan menjadi besar karena dukungan masyarakat di sekitarnya. Untuk mengimbangi kepentingan bisnis, maka dibuatlah program kemanusiaan yang lazim disebut CSR atau Corporate Social Responsibility. Selain kurban, mereka juga sudah menganggarkan aktivitas sosial lainnya seperti Donor Darah, Beasiswa, Kunjungan Panti, Pemberian Pinjaman Lunak, dan banyak lagi.
Dalam skop lebih besar, sejumlah negara juga tidak ketinggalan membuat program serupa. Jepang salah satunya. Sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu hingga sekarang, Jepang membiayai program pertukaran pemuda antar negara-negara Asean, meskipun ia sendiri bukan anggota Asean.
Ia menyiapkan kapal eksklusif Nipponmaru sebagai sarana transportasi untuk berkunjung dari satu negara ke negara lain. Kapal ini sekelas kapal pesiar dengan ratusan kamar, mempunyai ruang theatre, kolam renang, klinik, meeting hall, bahkan restoran dengan standard pelayanan hotel bintang lima.
Peserta program berasal dari pemuda Asean seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Brunei, Philipina, dan lainnya. Seratusan peserta setiap tahun menikmati “alam mimpi”-nya selama dua bulan masa program itu, tanpa dipungut biaya sedikitpun. Jepang, selaku sponsor tunggal kegiatan ini menghabiskan biaya milyaran rupiah.
Apa sesungguhnya yang dicari dengan kegiatan-kegiatan kemanusiaan? Mulai kurban, donor darah, kunjungan panti, hingga pertukaran pemuda, adakah kaitannya dengan bisnis?
Seperti termaktub dalam kitab-kitab suci bahwa hidup kita diciptakan berpasang-pasangan: hitam-putih, kalah-menang, wanita-pria, pergi-pulang, atas-bawah, hingga pada masalah take and give.
Jika lapar, maka makanlah. Jika haus, minumlah. Pada tingkatan lebih ekstrim, jika Anda mengharap, maka memberilah. Inilah salah satu tujuan program CSR bahwa dana yang diperoleh dari masyarakat patut dikembalikan benefitnya ke masyarakat.
Agar perusahaan tetap langgeng dan awet, program CSR dipandang perlu. Untuk bisa menerima, maka memberilah terlebih dahulu. Karena dengan itu, keseimbangan hidup akan terus terjadi di muka bumi.***
Saran SMS: 0815 2400 4567
Dimuat di Harian Kendari Pos (Jawa Pos Grup), 16 Desember 2008
Minggu, Desember 14, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar