Minggu, Mei 17, 2009

Awas, Jebakan GIGO!

Awal bulan ini saya baru saja melakukan perjalanan ibadah. Dengan Garuda Indonesia, perjalanan panjang cukup melelahkan dari Jakarta ke Jeddah dapat ditempuh dengan baik sembilan jam non stop.

Mayoritas penumpang pesawat itu bertujuan ibadah. Rasanya, hanya segelintir saja tujuan bisnis. Sepanjang perjalanan melintasi benua, pesawat berbadan lebar berlantai dua Boeing 747-400 yang menerbangkan kami itu tampak sangat gagah di udara dengan 428 seat.

Agak sedikit berbeda dibanding penerbangan domestik. Kali ini, pramugarinya serentak berbalut jilbab, greeting pengumuman diawali salam lekum, juga tayangan-tayangan informasi di layar TV lebih bernuansa religi: penumpang dituntun bacaan doa sebelum berangkat, doa ketika mendarat, cara shalat duduk di pesawat, dikumandangkan suara adzan saat tiba waktu shalat, dan banyak lagi.

Pihak Garuda rupanya tahu memposisikan diri sedang menuju ke mana, menerbangkan siapa, untuk tujuan apa. Informasi dan cara penyajian disesuaikan kondisi pasarnya saat itu. Perlakuan khusus di jalur khusus ini memberikan nilai tambah yang juga bernilai khusus di benak konsumen.

Selaku konsumen, sesungguhnya dalam keseharian kita selalu dijejali ribuan informasi yang malang melintang melalui iklan TV, radio, baliho, poster, hingga selebaran. Selaku konsumen, kita tidak punya cukup waktu menyeleksi informasi mana yang benar dan salah. Kita juga tidak punya cukup memori mengingat semua informasi yang dilihat dan didengar mulai bangun tidur hingga tidur kembali.

Untuk itu, agar iklan yang disampaikan tepat sasaran perlu disesuaikan dengan pasar yang dituju. Dalam penyebaran informasi dikenal istilah garbage alias sampah. Agar informasi yang disampaikan dapat tertanam di benak konsumen, sepatutnya menghindari informasi mengambang yang hanya mampir centang perenang di benak konsumen lalu akhirnya lenyap dan jadi garbage.

Tempatkan informasi sesuai kebutuhan konsumen. Masuklah melalui bahasa mereka, perilaku mereka, adat budaya mereka. Pemasaran tidak butuh bahasa rumit. Lebih singkat, lebih padat, lebih jelas justru lebih baik.

Sadarkah kita, jutaan informasi berserakan di sekitaran konsumen yang telah dibayar mahal namun akhirnya menjadi garbage. Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Garbage In, Garbage Out! Itulah si GIGO!

Garuda Indonesia tahu betul menghindar dari jebakan GIGO. Ia menempatkan informasi dan cara penyajian sesuai kebutuhan pasarnya agar biaya promosi dan komunikasi tidak terbuang percuma.***

Saran SMS: 0815 2400 4567 atau Blog: http://hilmineng.blogspot.com/
Dimuat di Harian Kendari Pos, 18 Mei 2009

Tidak ada komentar: