Minggu, Februari 22, 2009

Membelok di Jalan Lurus

Eva Puspa Dewi, salah satu pramugari ayu Lion Air rute Jakarta - Kendari, menemani penerbangan saya di hari Jumat (20/02/2009) lalu. Penerbangan yang berlangsung 2 jam 50 menit itu, Alhamdulillah berjalan lancar dengan sedikit sekali guncangan di udara.

Belum sebulan, Lion Air melakukan penerbangan langsung Jakarta - Kendari tanpa transit di Makassar. Sebelumnya, penumpang perlu menghabiskan waktu sekitar 4 jam (bahkan lebih) untuk tiba di tujuan karena proses transit di Makassar.

Usai ke toilet belakang pesawat, saya meluangkan waktu berbincang dengan Eva, di area seat pramugari. Cerita cukup panjang. Mulai pengalaman terburuknya di udara selama enam tahun menemani penumpang hingga perbandingan cuaca antara dalam dan luar negeri.

Ada satu pertanyaan saya yang membuat perbincangan makin seru hingga tak terasa hampir 30 menit bersamanya. Pertanyaannya sederhana, ”kenapa dalam penerbangan, waktu tempuh berbeda padahal jaraknya sama?”. Pertanyaan itu mengemuka karena waktu tempuh dari Kendari ke Jakarta dengan pesawat yang sama tiga hari sebelumnya hanya 2 jam 20 menit tetapi ketika melakukan perjalanan pulang dari Jakarta ke Kendari membengkak hingga 2 jam 50 menit. Apa yang salah?

Ternyata, improvisasi pilot juga dikenal di penerbangan. Sebelum take off, sang pilot ”membaca cuaca” dan jalur yang akan dilalui. Jika cuaca kurang bersahabat di jalan lurus, ia menelikung sesaat lalu kembali lagi ke jalur utama.

Setelah ”peta perjalanan” itu dibuat, diketahuilah estimasi waktu tempuh. Lalu diumumkanlah ke penumpang sebelum take off berlangsung. Dengan jarak yang sama, waktu tempuhnya bisa berbeda-beda karena hasil ”pembacaan cuaca” yang juga berbeda.

Garuda Indonesia, terbang ke Kendari mulai 16 Januari lalu. Berita ini sangat menyenangkan bagi traveller kota ini. Dari sisi service on board di jalur penerbangan domestik, Garuda bolehlah menempati urutan teratas. Penyajian makanan di udara, salah satu penyebabnya.

Manajemen Lion Air rupanya tidak kehabisan kreativitas. Mereka juga melakukan ”pembacaan cuaca kompetisi” di rute gemuk ini dengan cermat. Setelah itu, diumumkanlah ”peta kompetisi baru” dengan sedikit improvisasi: penerbangan Kendari - Jakarta pulang pergi tidak perlu transit Makassar.

Meski tidak ada penyajian makanan di udara, namun mereka menciptakan iklim kompetisi baru dengan menjadi satu-satunya penerbangan langsung dari Jakarta tanpa transit. Dalam kasus pemasaran, upaya Lion Air membelok di jalan lurus ini dikenal dengan istilah Blue Ocean Strategy (Strategi Samudera Biru), yaitu strategi menciptakan ruang pasar baru yang tanpa pesaing. Bahkan kompetisi sekalipun menjadi tidak lagi relevan.***


Saran SMS: 0815 2400 4567 atau Blog: http://hilmineng.blogspot.com/

Dimuat di Harian Kendari Pos (Jawa Pos Group), 23 Februari 2009

1 komentar:

taufiqridlo mengatakan...

Saya pernah membaca buku marketing in english taktik seperti itu disebut juga "swim upstream" (berenang melawan arus), mohon dibenarkan jika salah.
Good article ,sir,..!