Masih terasa di banyak sudut kota nuansa merah, sisa-sisa perayaan imlek yang baru saja berlalu. Imlek yang awalnya hanya dirayakan kaum petani sebagai ungkapan syukur atas panen musim semi, kini merambah ke panggung publik dan dirayakan secara terbuka dengan balutan kalimat singkat: “gong xi fa chai” (mandarin), “kiung hi sin nyien” (khek), atau “sin cia ju ie” (tio chu).
Berbagai perayaan keagamaan dan kenegaraan di negeri ini selalu menyisakan pesan moral bagi pengikutnya. Lihat saja yang terpancar di Imlek dengan semangat untuk hidup lebih sejahtera, di Idul fitri dengan hati yang lebih suci, juga di HUT Proklamasi dengan perjuangan hidup yang lebih baik, dan banyak lagi.
Kalimat-kalimat pendek di setiap perayaan sesungguhnya adalah kumpulan dari Hypnotic Words bahwa kata-kata yang ada mengantarkan pengikutnya ke sebuah imajinasi positif.
Hal yang sama juga selalu terjadi bahkan wajib terjadi di dunia pemasaran. Dalam kacamata pemasaran, hal seperti ini lazim disebut tagline. Kata-katanya pendek, unik, dan inspiratif.
Ahli brand Eric Swartz melihat bahwa tagline umumnya tidak lebih dari tujuh kata dan sangat powerfull. Untuk itu, pemilihan kata untuk tagline perlu dilakukan dengan hati-hati karena tagline akan merepresentasikan personality dan positioning brand yang dikawalnya.
Beberapa contoh tagline saya paparkan seperti: KFC, Jagonya Ayam; YOU C1000, Healthy Inside Fresh Outside; TOYOTA AVANZA, You'll Think You Can; YAMAHA VEGA, Menjawab Semua Impian; PANASONIC, Idea's For Life; BODREX, Selalu Oke Setiap Saat; A MILD, Bukan Basa Basi; CLEAR, Ketombe Siapa Takut; EXTRA JOSS, The Real Joss; NIKE, Just do it; SANYO, Rajanya Pompa Air; dan seterusnya.
Dalam bisnis dikenal pameo bahwa ketika kita menjual sebuah produk, tugas pertama adalah ”mengaduk-aduk” emosi pembeli. Kita perlu membawa imajinasi pembeli ke ”alam mimpi” seakan-akan hal itu sudah terjadi.
Ketika kita berkunjung ke pameran perumahan misalnya, di sana kita ditawari rumah dilengkapi bumbu-bumbu mimpi seperti rencana pembangunan jalan lingkar, akses bebas hambatan, kompleks bebas banjir, taman hijau, pagar kompleks keliling lengkap security 24 jam, dan lain-lain.
Emosi kita diaduk sedemikian rupa seakan-akan rumah itu sudah ada di hadapan kita. Konsumen dibawa ke ”alam mimpi” meski pembangunannya sendiri belum dimulai dan harus menunggu setahun setelah bayar DP. Wow....
Untuk memudahkan konsumen menentukan pilihan, tim pemasar perlu memilih kata-kata yang menginspirasi hingga emosinya teraduk-aduk sehingga tanpa sadar masuk ke ”alam mimpi”. Kesuksesan tahap awal tim pemasar dapat dilihat dari suksesnya menggiring konsumen ke alam mimpi. Dan, hal itu dapat dilakukan dengan mendampingkan kata-kata positif nan inspiratif di setiap produk yang ditawarkannya.
Ketatnya kompetisi mungkin bisa mengalahkan kita dari sisi kualitas produk tetapi fakta menunjukkan bahwa kebanyakan konsumen membeli bukan karena kualitas tapi karena dorongan emosi. Gunakan celah ini dan saatnya memainkan emosi!**
Dimjuat 30 Januari 2012 di Kendari Pos (Jawa Pos Group)
Selasa, Februari 07, 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar