Minggu, Juni 22, 2008

MENCURI PERHATIAN

Sepanjang hari sejak kita bangun tidur hingga tidur kembali, ratusan iklan silih berganti masuk ke benak kita. Ada yang menggoda lewat bola mata (iklan visual: baliho, billboard, spanduk, t-banner, x-banner, print ad, dll). Ada juga menyelinap melalui telinga (iklan audio: spot lose dan ad lips). Ada pula menggerogoti mata dan telinga (iklan audio visual: TV Commercial atau lazim disingkat TVC).

Agar efektif, maka placement iklan biasanya dilakukan di waktu-waktu yang banyak ditonton. Prime Time dikenal di industri televisi, antara pukul 18.00 – 21.00 waktu setempat. Di media cetak juga dikenal halaman paling banyak dibaca yaitu halaman depan dan belakang. Di Outdoor media juga dikenal titik paling banyak dilihat yaitu perempatan lampu merah.

Apapun media yang digunakan dan berapapun besaran iklan yang ditampilkan, sesungguhnya tujuan yang ingin dicapai hanya satu: mencuri perhatian!

Di tengah asyiknya menonton sinetron, tiba-tiba perhatian kita terpenggal iklan. Begitupula ketika mobil yang dikendarai berhenti di lampu merah, mata kita tiba-tiba tertuju ke bentangan spanduk. Yeah... itulah dunia iklan.

Apakah kita langsung tergerak membeli (atau tidak) setelah membaca iklan, itu urusan ke-13. Setidaknya, tim pemasar sudah berhasil mencuri perhatian kita dengan serta merta.

Lihatlah sederet konsep iklan kreatif yang kerap menciptakan rasa penasaran seperti Pelembab Pond’s, Air Asia, Rokok Sampoerna, TV Plasma, Peralatan Kebugaran, dan banyak lagi. Pelembab Pond’s misalnya, iklan yang ditayangkan di TV dan media cetak itu sengaja dibuat berseri. Setelah sekian bulan, penggalan-penggalan disatukan menjadi kompilasi cerita yang utuh.

Cerita iklan Pond’s telah mencuri perhatian publik selama beberapa bulan. Dengan keberhasilan itu, setidaknya brand awareness sudah tertanam secara perlahan –meskipun tidak semua orang membeli produknya.

Dalam konsep pemasaran dikenal istilah AIDA (Attention, Interest, Desire, Action). Untuk membuat publik bisa membeli suatu produk, langkah paling awal sepatutnya dilakukan adalah mencuri perhatian (Attention). Jika atensi-nya sudah berhasil diraih, setengah langkah penjualan sesungguhnya sudah berjalan.

Berikutnya sisa selangkah: ciptakan ketertarikan (Interest), lahirkan rangsangan untuk memiliki produk yang ditawarkan (Desire), lalu doronglah bertindak beli (Action).

Konsep AIDA telah dikenal sejak ratusan tahun lalu dan terus diimplementasikan hingga detik ini. Tentu saja diawali dengan satu kata kunci: mencuri perhatian!***

Tidak ada komentar: